Entah mengapa aku merasakan kesunyian mengisi disetiap penjuru hatiku,
Jasadku kini terdampar di Pulau Sepi yang tidak berpenghuni,
Aku sendirian melalui kehidupan yang sering diuji dengan kebencian,
Air mataku bergenang kembali tatkala mengenangkan kedukaan lalu,
Aku pilu mengingati betapa lemahnya diriku,
Berendam dengan air mata tatkala maruah ditaburi dengan fitnah,
Kecewa dengan sikap manusia yang tiada belas kasihan,
Apa salahku sehingga diperlakukan seperti binatang yang tidak punya perasaan,
Setiap kali amarahku terbit,aku menangis,
Hatiku memberontak ingin melemparkan kemarahan yang memuncak,
Aku tidak bisa,aku hanyalah insan yang tidak berdaya,
Namun kini aku disebuah pulau ilusi yang ku cipta sendiri,
Mataku meliar ke seluruh pelusuk pulau mencari wajah yang ku kasihi,
Tapi aku tetap dihimpit dengan kesepian yang tidak bertepi,
Jiwaku meronta inginkan sebuah kepastian,
Agar kehidupan tidak lagi dilindungi dengan bayang keraguan.
Jasadku kini terdampar di Pulau Sepi yang tidak berpenghuni,
Aku sendirian melalui kehidupan yang sering diuji dengan kebencian,
Air mataku bergenang kembali tatkala mengenangkan kedukaan lalu,
Aku pilu mengingati betapa lemahnya diriku,
Berendam dengan air mata tatkala maruah ditaburi dengan fitnah,
Kecewa dengan sikap manusia yang tiada belas kasihan,
Apa salahku sehingga diperlakukan seperti binatang yang tidak punya perasaan,
Setiap kali amarahku terbit,aku menangis,
Hatiku memberontak ingin melemparkan kemarahan yang memuncak,
Aku tidak bisa,aku hanyalah insan yang tidak berdaya,
Namun kini aku disebuah pulau ilusi yang ku cipta sendiri,
Mataku meliar ke seluruh pelusuk pulau mencari wajah yang ku kasihi,
Tapi aku tetap dihimpit dengan kesepian yang tidak bertepi,
Jiwaku meronta inginkan sebuah kepastian,
Agar kehidupan tidak lagi dilindungi dengan bayang keraguan.
0 commentsss:
Post a Comment